Raker Pimpinan PTAIS tahun 2014 di Kuta Bali

Syukri Abubakar. Selasa, 28 Oktober 2014, saya ditelpon oleh pak Iwan dari Lombok Timur, kebetulan dia lagi mengikuti pertemuan membahas DATA EMIS disana, menginfor
masikan bahwa ada RAKER PIMPINAN PTAIS Wil. IV Surabaya yang bertempat di Bali pada 31 Oktober s/d 2 Nopember 2014 (Jum’at s/d Minggu). Untuk lebih jelasnya ia menyarankan saya untuk membuka web Kopertais Wil. IV dan segera memberitahukan ke pak Ketua tentang info ini. Saya jawab, insya Allah akan saya beritahukan besok di kampus.

Pada pagi harinya Rabu, 29 Oktober 2014, rupanya pak Iwan sudah sampai duluan ke kampus, ia lebih dahulu menginformasikan hal itu ke Pak Ketua. Ini saya ketahui ketika ditelpon oleh pak ketua disuruh menghadap, ternyata pak Iwan sudah ada di sana. Ketika saya menghadap, saya diberitahu oleh pak Ketua bahwa ada RAKER PIMPINAN PTAIS Wil. IV Surabaya yang diadakan di Bali. Undangan hanya satu orang ketua saja tanpa ada pendamping. Dengan adanya undangan tersebut, beliau meminta masukan saya siapa kira-kira yang akan menghadiri acara tersebut. Menurut pak Ketua, unsur pimpinan tidak ada yang bisa menghadiri acara itu mengingat keterbatan fisik dan kemampuan menggunakan ICT (information and communication technology atau biasa dikenal dengan teknologi Informatika dan komunikasi) yang belum memadai. Oleh sebab itu, beliau menghendaki agar tenaga-tenaga muda bisa menghandel kegiatan seperti ini.

Ada tiga nama yang diusulkan untuk menghadiri kegiatan ini yaitu Saya, Pak Irwan (Ka Prodi PGMI) dan Pak Syagif (Ka Prodi PBA). Dari tiga nama tersebut, menurut Puket II Bapak Drs. H. M. Saleh Ishaka, Saya yang pas untuk menghadiri acara itu karena untuk mewakili Ketua. Menyambut usulan tersebut, pak Ketua meminta kesediaan saya untuk menghadirinya. Dan Saya nyatakan siap kalau memang dipercaya. Saya katakana, insya Allah saya akan melaporkan kegiatan tersebut secara rinci via web STIT Sunan Giri Bima.

Jum’at, 31 Oktober jam 10.00 Wita, saya mengudara bersama Pak Mutawali menuju Bali menggunakan pesawat WINGS AIR. Sesampainya di Bali, kami memutuskan untuk melakukan sholat jum’atan terlebih dahulu di masjid Bandara Ngurah Rai karena chek in acara RAKER sesuai undangan jam 13.00 Wita. Setelah selesai  sholat Jum’at, kami naik taksi menuju Hotel tempat acara dilangsungkan. Sesampai dihotel kami di arahkan oleh panitia untuk langsung menikmati santapan siang dan menginformasikan kalau acara pembukaan akan dilaksanakan pada jam 16.00 Wita (setelah ashar).

Sebelum pukul 16.00 Wita, satu persatu peserta Raker memasuki ruangan dan acara dimulai pada pukul 16.30 Wita. Acara ini dibuka langsung oleh Sekjen Kemenag RI Prof. Dr. Nur Syam, M.Si. Dalam arahannya, beliau menjelaskan bahwa presiden saat ini menghendaki kerja cepat dengan slogan kerja kerja kerja, presiden tidak menghendaki banyak berwacana. Dalam kelakarnya, visi misi tidak perlu lagi ada, visi misi cukup presiden yang memilikinya, sementara kementerian menerjemahkan visi misi presiden itu dengan bekerja bekerja bekera. Oleh sebab itu, menurutnya kalau tidak bisa mengikuti ritme prinsip kerja presiden, bisa-bisa akan ketinggalan.

Presiden juga menurutnya, sangat menguasai gadget, oleh sebab itu, presiden menginginkan agar semua kegiatan kementerian dilaporkan secara online sehingga presiden bisa mengawasi semua kegiatan kementeriannya melalui ICT. Itu artinya, pegawai saat ini, dituntut untuk menguasai ICT tersebut.

Sekjen juga menjelaskan dimana posisi PTAIN/PTAIS dalam kementerian Kabinet kerja Jokowi JK saat ini. Menurutnya posisinya tetap di bawah payung kementerian Agama. Sebab jika masuk di Kemenristekdikti (Menteri riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi) dikhawatirkan tidak terlalu diperhatikan karena posisinya yang di belakang. Jangan-jangan nanti yang diutamakan risetnya bukan Perguruan Tingginya.


Selanjutnya Sekjen menegaskan bahwa ada beberapa tantangan-tantangan yang dihadapi oleh PTAIN/PTAIS di era global ini, diantaranya; 1) Kelemahan SDM, 2) Kelemahan Data, 3) Kelemahan perumusan kebutuhan, 3) Kelemahan aplikasi teknologi informasi, 4) Kelemahan koordinasi antar unit, dan 5) Kelemahan anggaran

Dari kelemahan tersebut di atas, maka ke depan PTASI harus melakukan; 1) Penguatan SDM Perencanaan dengan pelatihan akademis dan aplikatif, rekruitmen staf berbasis keilmuan perencanaan, menguatlam sinergi dengan lembaga lain yang kerdibel di bidang perencanaan. 2) Penguatan data base: diperlukan pendataan yang kuat berbasis IT, penguatan sistem IT dan membangun akurasi dan kredibilitas data. 3) Penguatan analisis kebutuhan: harus ada jenis dan kepentingan kebutuhan yang urgen, penting dan tidak penting. 4) Penguatan analisis situasi sosial: harus ada ahli perencanaan yang melakukan kajian tentang stuasi sosial macam apa yang dihadapi di dalam penyusunan perencanaan. Misalnya mindset PNS yang kurang responsip terhadap perkembangan baru. Setiap penyusunan perencanaan harus didasarkan atas analisis situasi sosial ini. 5) Penguatan sistem informasi dan tim aplikasi ICT untuk perencanaan. Diperlukan pelatihan-pelatihan ICT untuk kepentingan perencanaan.

Oleh sebab itu, kualitas PTAIS ke depan harus; (1) Memiliki pengakuan regional, nasional dan internasional (2) Memiliki keunggulan pembelajaran berbasis ICT (3) Memiliki keunggulan dalam Laboratorium dan Perpustakaan (4) Memiliki keunggulan dalam riset dan pengabdian masyarakat (5) Memiliki keunggulan sebagai pusat budaya, agama, social dan politik serta sains dan teknologi.

Itulah beberapa hal yang dapat saya tangkap dari paparan sekjek Kemenag dan Kasubdit Ketenagaan Diktis.

Wallau a’lam

Kuta Bali, 1 Nopember 2014