Peringatan Isra’ Mi’raj sebagai Ajang Penyiapan Kader

Pelaksanaan peringatan Isra’ Mi’raj di kampung Melayu dilaksanakan pada hari Minggu, 07 April 2019 dan di Karara diselenggarakan pada hari Selasa, 09 April 2019.

Pelaksanaan kegiatan di kedua tempat tersebut, masing-masing digagas oleh bapak Arif Rahman di musholla kampung Melayu dan oleh bapak Muhammad Irfan di masjid Karara. Kedua kegiatan tersebut berjalan dengan lancar berkat kerjasama yang baik antara pengurus masjid dan musholla dengan jajaran sivitas akademika STIT Sunan Giri Bima. Kegiatan diikuti dengan antusias oleh warga setempat dan rombongan dosen dan mahasiswa STIT Sunan Giri Bima.
Peringatan isra’ mi’raj di kampung Melayu langsung dihandle oleh pengurus mushollah yang kebetulan merupakaan adik kandung dari bapak Arif Rahman, sedangkan di Masjid Karara, acara dipandu oleh mahasiswa STIT Sunan Giri Bima, Afina.

Sebagaimana yang dilakukan di tempat lain sebelumnya, pra acara diisi oleh penampilan grup Sholawat STIT Sunan Giri Bima. Di mushollah kampung Melayu, pembacaan kalam ilahi dipercayakan kepada qari’ kampung setempat, sementara di masjid Karara dilantunkan oleh Julkarnain, mahasiswa PAI semester II.
Di musholla kamapung Melayu, setelah pembacaan kalam ilahi, waktu langsung diserahkan kepada da’i kondang kebanggaan STIT, Uze untuk menyampaikan uraian hikmah isra’ mi’raj. Sementara di masjid Karara, diawali dengan sambutan secara bergilir oleh kepala Kelurahan Monggonao dan ketua STIT Sunan Giri Bima.
Dalam sambutannya, kepala Kelurahan Monggonao menyampaikan banyak terima kasih dan apresiasi yang sungguh luarbiasa atas terselenggaranya kegiatan malam itu karena baru pertama kalinya terjadi kolaborasi warga masyarakat Karara dengan warga kampus dalam mewujudkan event acara Islami di masjid tersebut. Ia mengharapkan agar kerjasama yang sudah mulai terbangun dapat dilanjutkan pada tahun-tahun berikutnya dalam rangka syi’ar Islam.

Sementara ketua STIT Sunan Giri Bima menyampaikan hal yang sama bahwa warga kampus tidak hanya berpangku tangan di menara gading tapi harus juga berkolaborasi dengan masyarakat dalam mewujud salah satu Tri Darma Perguruan Tinggi yang berbentuk pengabdian kepada masyarakat. Kegiatan sepeti ini, katanya, sudah dimulai, sedang dan akan dilakukan ke depannya dalam rangka merekatkan warga kampus dengan warga masyarakat dan juga dalam rangka unjuk kebolehan mahasiswa yang berperan sebagai agen of change, agen perubahan dan agen of moral force, agen gerakan moral. Diharapkan dengan kegiatan seperti ini, mahasiswa mendapatkan pengalaman sehingga ketika kembali bermasyarakat nanti selalu siap jika dibutuhkan.

Wallahu a’lam.

Dara Bima, 23 April 2019

Oleh : Syukri Abubakar