STIT SUNAN GIRI BIMA, KOTA BIMA. STIT Sunan Giri Bima kembali menyelenggarakan kegiatan isra mi’raj Nabi Besar Muhammad Saw. di Desa Oi Panihi Kecamatan Tambora Kabupaten Bima. Kegiatan ini terselenggara berkat kerjasama STIT Sunan Giri Bima dan PCNU Kabupaten Bima dengan Pemerintah Desa setempat. Ini merupakan penyelenggaraan isra mi’raj yang ketiga kalinya dalam bulan Rajab, setelah Desa Kiwu Kec. Kilo dan Desa Ntori Kecamatan Wawo.

Tim berangkat dari Kota Bima menuju Desa Oi Panihi menggunakan 4 mobil pimpinan, Ketua Dr. Syukri, M.Ag dengan Avanza merah maron, Puket II bapak Faturrahman, M.Pd dengan Suzuki Ertiga Warna Silver, Puket III bapak Irwan Supriadin J, M.Sos.I dengan APV hijau keemasan, dan Kaprodi PAI bapak Ahmad Syagif, M.Pd.I dengan Avanza Hitamnya. Kegiatan ini sebagai bentuk pembuktian kepada masyarakat bahwa STIT serius membina mahasiswanya dengan program unggulan yang disodorkan, hingga memiliki nilai lebih dibandingkan alumni-alumni pesaingnnya. Upaya tersebut  sekaligus sebagai ajang sosialisasi kampus kepada masyarakat Desa Oi Panihi untuk menjadikan STIT Sunan Giri Bima sebagai tempat melanjutkan studi anak-anak mereka.

Di tengah perjalanan menuju lokasi yang begitu melelahkan, sesekali mobil puket III bapak Irwan Supriadin J, M.Sos.I memutar musik sebagai penyemangat rombongan agar tidak mengantuk dan mabuk perjalanan. Dengan mengusung tema musik rap dan lainnya, perjalanan ke Desa Oi Panihi Kecamatan Tambora Kabupaten Bima sambil kebut-kebutan dengan waktu rasanya seperti dalam film laga Fast & Farious 9, benar-benar moment yang sangat mendebarkan plus mengesankan.

Memasuki wilayah Pekat Kabupaten Dompu, rombongan singgah di rumah salah satu rekan Ketua, dengan suguhan menu santap siang ikan bakar yang cukup sebagai penambah energi dalam melanjutkan perjalanan. Selang beberapa waktu, perjalaan dilanjutkan kembali. Awalnya rombongan tidak kepikiran akan ada persinggahan selanjutnya, namun ketika asyik bercerita tentang lezatnya ikan bakar di rumah tadi, salah satu mahasiswa bernama Indra menginformasikan bahwa sudah disiapkan pula suguhan di kediamannya. Dan benar saja, makan berat nasi dan ikan bakar bumbu kunyit lengkap dengan buah pisang sebagai pencuci mulut kembali harus dicicipi. Seketika dosen dan mahasiswa mulai merasa kewalahan mengatur komposisi asupannya hari itu.

Selepas itu, perjalanan kembali dilanjutkan, lagi-lagi ketika melewati kediaman mahasiswa di Labuhan Kananga rombongan harus singgah di kediaman mahasiswa semester IV/PAI bernama Irwan. Alhamdulillah rupanya keluarga sedang ada hajatan persiapan pernikahan salah satu anggota keluarganya, hal ini sekaligus menambah momen bahagia dalam perjalanan. Tidak habis di situ, saat kembali melanjutkan perjalanan rupanya di rumah mahasiswi bernama Nur di desa Rasabou sudah disiapkan pula santapan berat nasi, ikan bakar, ikan masak kuah, dan jagung. Rombongan kali ini benar-benar mengeluh karena berkah Allah Swt dalam perjalanan tidak habis-habis, sampai dosen dan mahasiswa kekenyangan untuk melanjutkan perjalanan.

Star dari rumah mahasiswa ke tiga, dalam perjalanan tiba-tiba kami harus melewati 4 buah jembatan yang rusak. Dari jembatan pertama sampai ke empat, muatan terpaksa harus jalan kaki sebentar untuk mengurangi beban mobil. Lebih-lebih mobil puket II yang seringkali menyundul bebatuan karena terlalu ceper. Puncaknya pada jembatan ke empat, rombongan harus berhadapan dengan jembatan yang sebenarnya hanya cocok untuk kegiatan trabas atau offroad.

Sempat pesimis untuk menggunakan mobil jemputan dari Pemerintah Desa, namun mengingat efisiensi dan efektivitas perjalanan, kami terpaksa harus menutupi jalan berlubang dan jembatan tersebut dengan sisa-sisa aspal yang terbawa arus sungai agar bisa dilewati oleh 4 mobil. Warga setempat sempat pesimis dan bahkan menyatakan mustahil bisa dilalui, namun berkat niat baik, kerjasama dan ridho Allah Swt., 4 mobil tersebut sukses melewati jembatan tersebut. Meskipun mobil Ketua oleh pak Mulyadin, M.Pd harus menggunakan gaya Offroad agar bisa melesat, benar-benar perjalanan yang melelahkan.

Ketika sampai di kediaman Kepala Desa rupanya waktu sudah menunjuk pukul 18.15 wita, sontak adzan magrib berkumandang. Rombongan langsung sholat magrib, sebagian di masjid dekat tempat kegiatan dan sebagian di kediaman bapak Kades, sembari mempersiapkan perlengkapan untuk acara Isra Mi’raj. Dalam persiapan acara, sempat tim merasa pesimis karena persiapan lebih kurang baru 40%, UJ dan Tim Marawis merasa was-was. Rupa-rupanya masyarakat setempat memang biasanya setelah Isya baru berkerumun ke lokasi acara. Sebagai langkah antisipasi beberapa dosen dan mahasiswa harus ke lokasi mengecek persiapan dan menata kursi-kursi tamu. Memang sedikit kurang etis, namun tim merasa bangga bisa berpartisipasi dalam kesuksesan acara.

Dipunggawai oleh 2 Mc mahasiswa semester II asli warga Oi Panihi, pelaksanaan acara tersebut banjir pujian dan tepuk tangan. Sontak disambut hangat oleh Kepala Desa yang disampaikan lewat sambutannya. Ada beberapa hal yang berkesan dalam kegiatan tersebut menurut beliau, pertama baru kali ini mahasiswa semester 2 membawakan acara dengan bagus, padahal populasi penduduk yang sarjana terbanyak di Tambora adalah di Oi Panihi, namun mereka enggan untuk tampil dalam acara-acara resmi. Ini merupakan suatu kesyukuran bagi bapak kepala Desa. Yang kedua, rupanya demi menyambut kami dengan kegiatan Isra Mi’raj, masyarakat rela turun gunung dan meninggalkan tanaman jagung di ladang. Benar-benar respon yang begitu bersahaja. Ini tidak terlepas dari upaya Kepala Desa yang begitu perduli dengan warganya.

Setelah melewati perjalanan yang cukup panjang dengan semua cerita yang mengharu biru, kegiatan memperingati isra’ mi’raj baginda Nabiyullah Muhammad Saw. sukses terlaksana.

Junaidin La Juna

Kategori: Info Kampus

0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *