STIT SUNAN GIRI BIMA, KOTA BIMA. Salah satu implementasi dari Tri Darma Perguruan Tinggi yang telah dilakoni oleh lembaga STIT Sunan Giri Bima pada minggu-minggu kemarin adalah kegiatan peringatan isra’ mikraj Nabi besar Muhammad Saw. di desa Oi Panihi Tambora, tepatnya Sabtu, 21 Maret 2020.

Kegiatan yang berlokasi di lapangan desa Oi Panihi tersebut berjalan lancar dan sukses dengan menyuguhkan beberapa tampilan pada pra acaranya, yaitu penampilan Marawis yang dikomandoi oleh ustadz Zainuddin, penampilan tari mahasiwsi dan yang tidak kalah hebohnya adalah penampilan Drama Teater besutan ustadz Julkarnain atau biasa disapa UJ yang menceritakan tentang kisah nyata orang tua yang melarang anaknya untuk melanjutkanpendidikan ke perguruan tinggi disebabkan ekonomi yang terbatas.

Penampilan drama yang dialognya menggunakan bahasa daerah (nggahi mbojo) tersebut disambut meriah oleh penonton karena menyuguhkan kegiatan keseharian dari sebuh keluarga kecil yang hanya mengandalkan hasil pertanian dan perkebunan untuk bertahan hidup. Drama tersebut menampilkan kisah-kisah sedih karena dicibir oleh sebagian masyarakat atas cita-cita anaknya yang hendak melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi. Misalnya muncul kata-kata “ede da ipisi ese sempa kone dingaha sanai-sanai tiwara na”, “lao tonggu-tonggu ra jago ese doro ka”, dan kata-kata cibiran lainnya. Di sisi lain, para pemain kadang menampilkan tinggah pola yang lucu sehingga menarik perhatian penonton untuk nyeletuk dan tertawa, Ama mida yang tidak pulang-pulang dari ladang dicari-cari oleh isterinya, sehingga terdengar celetukan penonton, “Ama Mida! Dula ra, ngupa ba weim ka”. Seruuu gaesss!.

Kegiatan tersebut berakhir sekitar jam 12.00 wita, rombongan pun kembali ke rumah kepala desa untuk beristrahat. Sebenarnya rombongan hendak bermalam di rumahnya pak Hermawansyah di desa Labuan Kenanga yang jaraknya sekitar 7 km, tapi karena kepala desa ngotot menahan rombongan untuk bermalam di rumahnya, maka pilihannya bermalam di rumah kepala desa Oi Panihi. Terima kasih pak kades, sudah menjamu kami dengan penuh kekeluargaan.

Keesokan paginya, setelah sarapan bersama, rombongan pamit ke pak kades hendak melanjutkan perjalanan pulang. Selama dalam perjalanan, nampak pemandangan indah nan menawan. Spot-spot indah tersebut segera dijadikan tempat selfi oleh rombongan, ada spot gunung dipinggir laut yang membelah jalan, spot jalan yang tembus pandang dengan pulau Satonda dan lain-lain.

Sebenarnya rombongan kepingin mampir di pulau Satonda tapi karena waktu yang tidak memungkinkan, maka pilihannya adalah mampir di areal wisata SARAE NDUHA yang sangat terkenal itu. Sepanjang perjalanan, rombongan mewanti-wanti kepada driver agar areal wisata tidak terlewati, khawatir mereka tidak jadi kesana karena perjalanan ini adalah yang pertama bagi mereka.

Areal wisata SARAE NDUHA memang eksotik, apalagi saat ini telah disediakan spot-spot khusus untuk berselfi ria. Benar aja, sesampai di sana, rombongan langsung menyebar mencari spot-spot indah untuk berselfi ria. Ada yang berfoto bersama di pinggir pantai, foto pinggir pantai sambil loncat seakan-akan melayang di udara, berfoto di spot Bukit CINTA sejati, berfoto digundukan gunung dan spot-spot cantik lainnya. Puas rasanya melihat rombongan bersenang ria setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, Tambora-Dompu-Bima (PP). Mereka betul-betul memanfaatkan moment walau beberapa saat hanya untuk mencari spot yang tepat untuk foto bersama dan berselfi ria.

Setelah puas menikmati keindahan pemandangan SARAE NDUHA dan potret sana sini, rombongan pun menunaikan sholat dhuhur secara berjamaah di musholah areal wisata kemudian melanjutkan perjalanan pulang menuju kota Bima.

Syukri Abubakar

Kategori: Info Kampus

0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *