Kerja Intelektual yang Perlu dipupuk

Syukri Abubakar. Saya dan Irwan Supriadin J. melakukan penelitian, kemudian hasil penelitian tersebut kami jadikan buku yang diberi judul; “Catatan Kecil Seputar Khilafatul Muslimin di Bima�. cetakan tahun 2013. Buku ini bisa terbit berkat kemahiran sang editor Mukhlis Muma Leon dalam menyunting tulisan yang masih mentah hingga laik terbit. Menurut Aba Du Wahid, buku ini bukan catatan kecil tapi catatan Besar, begitu katanya dalam mengomentari cover buku ini ketika saya posting via facebook.

Ide penelitian ini terbersit, ketika sudara Irwan Supriadin J. melihat venomena perkembangan organisasi Khilafatul Muslimin di tetangga Desanya. Dalam pandangannya, organisasi ini termasuk organisasi yang baru di Bima sehingga ia kaget ketika melihat perkembangannya yang begitu cepat. Dari hasil observasinya di Desa Samili dan Desa Risa, hari demi hari kegiatan Khilafatul Muslimin (KM) di dua desa tersebut tambah semarak. Ia penasaran dan bertanya-tanya dalam hati, sebenarnya KM ini organisasi semacam apa? Kaitannya dengan organisasi-organisasi lainnya seperti FPI, HTI, JAT, KAMMI, dan lainnya itu apa?. Kegiatan-kegiatannya dalam bentuk apa saja? Dananya dari mana?, pemimpinnya siapa?, ide awal pendiriannya bagaimana? Apa bedanya dengan organisasi-organisasi lainnya? Banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang menyelimuti pikirannya sehingga ia berdiskusi dengan saya bagaimana kalau kami berdua menelitinya agar terjawab pertanyaan-pertanyaan di atas. Setelah kami berdua sepakat untuk menelitinya dengan dana pribadi kami, maka kami mulai mengumpulkan informasi awal tentang KM via Buku dan internet sebagai bahan untuk meneliti lebih lanjut.
Mulanya kami mendatangi ketua KM di Desa Risa untuk mendapatkan informasi awal mengenai KM di Bima. ia menceritakan kalau KM di Bima ini hampir masuk disemua Desa, tapi belum semuanya punya kegiatan. Kegiatan untuk wilayah yang terdekat dengan risa terpusat di Desa Risa.
Ia juga menjelaskan sebenarnya di Kabupaten Bima dan kota Bima, di setiap kecamatan, dan disetiap desa terdapat pimpinannya masing-masing. Mereka biasanya berkumpul di Pesantren KM yang terletak di Desa Sondosia.  Untuk mendapatkan informasi yang jelas tentang KM dan kegiatannya, ia menyarankan agar kami lebih intens berkomunikasi dengan Ketua KM Kota Bima yang tinggal di sebelah utara Masjid Agung Kota Bima dan Ustadz ustadz yang mengajar di Pesantren KM Sondosia.
Kami pun, pada hari yang lain, mendatangi Pesantren yang di Sondosia itu menemui ustadz disana untuk dimintai keterangan berkaitan dengan penelitian kami. Sesampai disana, kami bertemu dengan beberapa orang ustadz dan menanyakan tentang KM ini lebih mendalam. Apa yang diutarakan oleh ustazd2 ini memperkuat informasi awal yang kami peroleh dari ustadz yang berdomisili di Desa Risa sebelumnya.
Pada saat itu, ustadz2 ini memberitahukan bahwa beberapa bulan ke depan akan ada pertemuan anggota KM se Kota dan Kabupaten Bima dalam rangka musyawarah pemilihan ketua Baru KM Bima yang bertempat di Pesantren KM Sondosia ini. Pada saat itu, lanjutnya, biasanya akan datang pengurus pusat dari Kabupaten Sumbawa Barat untuk memantau jalannya musyawarah pemilihan. Dalam rangka memperkaya informasi tentang KM Bima, kami berdua sangat senang jikalau pada pertemuan itu kami bisa menghadirinya untuk mengetahui lebih dekat agenda-agenda kegiatan yang akan dilaksanakan oleh KM Bima kedepan atau siapa tau kami bisa langsung mewawancara pimpinan pusat yang hadir nantinya. Maka kami minta diinformasikan jikalau waktunya itu sudah tiba.
Selang beberapa bulan, kami ditelpon bahwa agenda musyawarah pemilihan ketua akan segera dilaksanakan. Kami pun segera meluncur kesana dan berbaur dengan anggota KM lainnya. Kami memperkenalkan diri bahwa kami akademisi yang sedang meneliti tentang KM di Bima. Mereka menerima kami dengan senang hati dan mempersilahkan berbicara dengan Sekretaris Pusat KM yang kebetulan diutus untuk mengawasi jalannya muswayarah. Kami dijelaskan panjang lebar tentang sejarah KM dibentuk, idiologi KM, agenda-agenda KM dan banyak lagi info lainnya yang berharga untuk bahan penelitian kami. Ia mengatakan kalau masih dibutuhkan lagi info mengenai KM, bisa hubungi via telpon atau email. Ia bersenang hati untuk memberi informasi seluas-luasnya.
Setelah data-data observasi, wawancara, dan dokumentasi itu terkumpul, maka disusunlah data-data itu sesuai dengan kategori-kategori yang sudah ditetapkan sebelumnya. Jika datanya dirasa masih kurang, maka saudara Irwan Supriadin J. segera mengontak Sekretaris Pusat KM untuk dimintai penjelasannya tentang materi tersebut. Setelah semua data ternarasikan secara lengkap, maka kami mengontak saudara Mukhlis Muma Leon di Mataram untuk mengedit dan menyempurnakan penyusunannya hingga menjadi sebuah buku yang siap dicetak.
Begitulah kerja penelitian yang kami lakukan sampai hasil penelitian tersebut dapat dicetak menjadi sebuah buku.
Bima, 21 September 2014