DUA SISI CHRISTIAAN SNOUCK HURGRONJE

Dibalik kontroversi nama dan perannya sebagai arsitek VOC dalam politik adu domba penduduk di negeri jajahannya, Snouck Hurgronje ternyata berjasa dalam melacak dan merekam sejarah kehidupan dan peran ulama-ulama Nusantara yang belajar, mengajar dan berkiprah di tanah suci.

Snouck lahir di Oosterhout pada tahun 1857, ia menjadi mahasiswa teologi di Universitas Leiden pada tahun 1874. Ia menerima gelar doktor di Leiden pada tahun 1880 dengan disertasinya ‘Het Mekkaansche feest’ (“Perayaan Mekah”). Ia menjadi profesor di Sekolah Pegawai Kolonial Sipil Leiden pada 1881.

Snouck, yang fasih berbahasa Arab, melalui mediasi dengan gubernur Ottoman di Jeddah, menjalani pemeriksaan oleh delegasi ulama dari Mekkah pada tahun 1884 sebelum masuk. Setelah berhasil menyelesaikan pemeriksaan diizinkan untuk memulai ziarah ke kota suci muslim Mekkah pada 1885.

Di Mekkah, keramahannya dan naluri intelektualnya membuat para ulama tak segan membimbingnya. Dia adalah salah satu sarjana budaya Oriental Barat pertama yang melakukannya.

Sederet nama ulama-ulama besar diurai secara obyektif oleh sang orientalis dalam bukunya yang berjudul Shafahat min tarikh Makkah Al-Mukarramah, selama pengembaraan ilmiahnya yang dilakukan selama di tanah suci. Selama kurun waktu 1885 M

Di antara beberapa nama yang disebut salah satunya adalah Ahmad Khatib bin Syekh Abdul Gaffar bin Abdullah bin Muhammad Sambas al-Makky as-Syafi’i yang populer dikenal Syekh Ahmad Khatib Sambas. Beliau dilahirkan di Sambas pada tahun 1802 M dan wafat di Mekkah pada bulan April tahun 1872 M.

Di dalam tulisannya Snouck memuji Syekh Ahmad Khatib sebagai figur ulama yang sangat dihormati di Makkah, sampai sampai penduduk dan para muridnya menambahkan julukan “yang mulia” di depan nama beliau.

Syekh Ahmad Khatib merupakan ulama yang berafiliasi dengan tarekat Qadiriyah. Oleh karena itu tak dapat di pungkiri bahwa peran Syekh Ahmad khatib sangat besar dalam menyebarkan dan membesarkan tarekat Qadiriyah di Nusantara.

 

“Irwan Supriadin J”