Catatan Perjalanan ke Campa

Tak ada kata lelah saat kami harus menyambangi satu persatu umat yang tersebar di berbagai pelosok kota dan kabupaten Bima. Kesadaran untuk membangun generasi tetap menggelora memantik semangat keluarga besar civitas akademika STIT Sunan Giri Bima untuk menebar rahmat dan menguatkan konsep kehidupan Islam ahlu sunnah wal jamaah.

Selasa kemaren, tepatnya tanggal 30 April 2019, pukul 19.00 Wita rombongan yang berjumlah tiga mini bus bertolak dari Kampus Hijau menuju desa Campa, Sebuah desa yang terletak di ujung selatan Kecamatan Madapangga. Dibutuhkan waktu lebih kurang 1,5 jam dengan kecepatan rata-rata 60-70 km/jam untuk tiba di sana, namun karena diminta untuk hadir lebih awal maka, kendaraan yang kami tumpangi pun di pacu lebih cepat agar dapat tiba lebih awal ke lokasi acara dari waktu yang direncanakan.

Meskipun harus menerobos jalanan tepi pegunungan dan sungai yang sepi dan gelap, dan sesekali melewati jalanan berkubang sepanjang lebih kurang 1,5 Km, akhirnya kami tiba di lokasi sekitar pukul 20.00 wita, kami disambut oleh pak Samsudin, M.Pd.I, salah satu dosen yang berdomisili di desa Campa sekaligus fasilitator kegiatan sosialisasi malam ini.

Sesuai rencana, kehadiran tim sosialisasi akan mempersembahkan rangkaian kegiatan hiburan dan siraman rohani sebagai strategi sosialisasi kampus ke tengah-tengah masyarakat. Kepala Desa Campa yang mewakili pihak keluarga berhajat dalam sambutan dan arahannya memberikan ucapan selamat datang dan sukses kepada seluruh tim sosialisasi yang berkenan hadir untuk memeriahkan acara kambolo weki umum yang dihelat oleh keluarga Bapak Ahmad Amin sekeluarga pada malam itu. Beliau juga mengapresiasi berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang ditampilkan oleh para mahasiswa pada pra acara kambolo weki yang di antaranya adalah seni tari dan marawis sebagai upaya dalam melestarikan budaya dan syiar Islam di tengah gempuran industri hiburan yang tidak sejalan dengan tradisi dan budaya masyarakat Bima yang Islami. Beliau ingin agar kegiatan seperti ini bisa terus dilakukan di berbagai tempat sebagai bagian dari dakwah dan syiar agama, demikian harapan diakhir sambutannya.

Bagi STIT Sunan Gri Bima, Kegiatan sosialisasi sesungguhnya bukan program menebar janji namun lebih dari itu merupakan unjuk gigi dan unjuk bukti kepada masyarakat dari program yang telah dijalankan lebih kurang 8 bulan terakhir. Untuk itu di sela-sela ceramah panjangnya di hadapan masyarakat Campa, Ustadz Zul atau yang biasa kami sapa dengan UJ menyisipkan dan menyampaikan banyak hal tentang bentuk-bentuk kegiatan pembinaan yang telah dijalani oleh mahasiswa selama berada di asrama STIT Sunan Giri Bima, yakni Pencapaian yang telah diraih oleh kampus STIT Sunan Giri Bima dalam mendidik dan mengasah intelektual mahasiswa yang tidak hanya siap secara keilmuan agama untuk dirinya sendiri, namun siap dan mampu menjadi obor penerang di tengah kehidupan masyarakat.
Di akhir urainnya UJ menekankan perlunya masyarakat untuk terus melakukan kebaikan dan amal shaleh terutama mendekati bulan romadhon yakni dengan membersihkan hati dan pikiran serta i’tikad dan hubungan antara sesama manusia, hal tersebut penting karena i’tikad terhadap sesama manusia akan berpengaruh terhadap semua amalan yang kita lakukan yang berhubungan dengan manusia dan Tuhan. Di samping itu UJ juga sempat menyinggung mengenai pentingnya pendidikan agama bagi keluarga terutama anak dan istri, sebab keselamatan seorang suami bergantung dari ketaatan istri dan anaknya terhadap suami.

Sedangkan Pembantu Ketua III yang didapuk untuk mewakili ketua STIT memaparkan mengenai perlunya masyarakat untuk jeli dan memahami status sebuah Kampus yang telah atau yang belum terakreditasi untuk dijadikan sebagai tempat melanjutkan studi, ia mencontohkan STIT Sunan Giri Bima yang telah mendapatkan akreditasi B dan C pada masing-masing program studi Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, karena keberadaan akreditasi menjadi prasyarat mutlak bagi sarjana untuk melamar pekerjaan yang diidamkan utamanya di instansi pemerintahan.

Lebih lanjut ia memaparkan di hadapan masyarakat Campa bahwa keunggulan STIT Sunan Giri Bima apabila dibandingkan dengan kampus yang lain adalah paket program kreativitas yang bertujuan mengantarkan mahasiswa menjadi insan yang mandiri dan memiliki life skill dalam memenuhi kebutuhan kuliah maupun biaya hidupnya sehingga dengan adanya kegiatan pembinaan kreativitas ini, praktis seluruh kebutuhan kuliah para mahasiswa dapat terpenuhi secara mandiri, dan dimasa yang akan datang dapat dipastikan bahwa alumni STIT tidak akan menjadi bagian dari penambah jumlah pengangguran di tengah masyarakat.

Sebagaimana penampilannya di beberapa tempat yang lainnya, kali ini pun tim sosialisasi menunjukkan performa terbaiknya dalam menghibur masyarakat desa Campa, semoga saja kehadiran tim sosialisasi kali ini memberikan kesan positif di tengah masyarakat sehingga mereka memberikan kepercayaan kepada STIT untuk dijadikan tujuan pendidikan bagi anak-anaknya di masa yang akan datang.

Penulis : Irwan Supriadin