Cerita dibalik Aksara Bima memiliki font dan masuk dalam Ensiklopedi Aksara Dunia

Tiga bulan yang lalu, saya dikirimi massage oleh orang yang mengaku pecinta aksara Nusantara, Arif Budiarto. Dalam massagenya itu, ia menjelaskan bahwa ketika ia gongling tentang aksara, dengan tidak sengaja ia menemukan tulisan saya tentang aksara Bima di www.stitsunangiribima.ac.id. Ia berujar bahwa ia sangat ingin mendalami aksara Bima dan menanyakan kepada saya bagaimana caranya. Pada waktu itu, saya katakan bahwa kami bertiga, Putri Maryam R. Salahuddin, Munawar Sulaiman dan Saya telah menerbitkan sebuah buku dalam rangka melestarikan aksara Bima dari kepunahan, dengan judul Aksara Bima; peradaban lokal yang sempat hilang. Mendengar itu, ia segera memesan satu buku.
Barangkali dengan membaca buku itu, dia dapat menguasai aksara Bima. Tidak menunggu lama, saya pun segera mengirim paket buku itu via JNE dengan alamat yang ia berikan. Hal ini saya lakukan dalam rangka mensosialisasikan aksara Bima di kancah Nasional.

Sebelum buku itu sampai kepadanya, kami tetap komunikasi via massage. saya menceritakan bagaimana suka duka kami dulu dalam menyusun buku itu sehingga terbit menjadi sebuah buku. Saya katakan bahwa ide awal penulisan buku itu, datang dari bunda Maryam. Pada tahun 2007, setelah acara Simposium Internasional Pernaskahan Nusantara yang diadakan di gedung DPRD Kab. Bima, beliau secara khusus memanggil Saya dan Munawar. Beliau katakan, bahwa kami berdua diberi tugas untuk menyusun buku Aksara Bima. Beliau memberi akses kepada kami berdua untuk mempelajari naskah-naskah aksara Bima yang terdapat di Museum Sampaaraja. Beliau menunjukkan naskah-naskah aksara Bima itu sambil diajarkan kepada kami bagaimana membacanya. Kami saat itu, memang dalam kondisi yang tidak tau sama sekali tentang aksara Bima. Kami juga mengalami kebingungan bagaimana aksara Bima dengan data-data dan referensi yang diberikan itu, kami susun dalam sebuah buku. Keadaan yang demikian ini berjalan cukup lama. Bayangkan mulai tahun 2007 sampai terbit tahun 2013.

Setiap saat kami selalu ditanya oleh beliau apakah sudah selesai apa belum. sampai-sampai kami berdua merasa malu bertemu dengan beliau karena selalu saja ditagih secara terus menerus. Dengan desakan demi desakan itu, kami berdua sepakat untuk segera menyelesaikan penyusunan buku tersebut. Maka kami berdua membagi tugas. BAB II dan BAB III, menjadi tugas saya, BAB I dan BAB IV, tugas pak Munawar yang menyusunnya. Penyusunan ini tentusaja berdasarkan petunjuk, bimbingan dan masukan beserta data lengkap dari bunda Maryam.

Sebelum menyusun buku ini, kami berdua terlebih dahulu mempelajari aksara Bima dengan bunda Maryam. Beliau dengan telaten mengenalkan dan mengajari kami berdua tentang aksara Bima. Setelah itu, selama lima, enam tahun itu kami berdua mempelajari aksara Bima secara otodidak. Semangat belajar kami berdua timbul tenggelam. Ketika ditanya oleh bunda Maryam, baru kami semangat, ketika tidak ditanya ya malas kembali. Karena desakan-desakan seperti yang saya ungkapkan dimuka, maka semangat kami muncul sehingga kami bisa membaca satu buku penuh beraksara Bima.

Setelah itu, barulah kami memulai menyusun buku tersebut selama kurang lebih 5 sampai 6 tahun itu. Setelah penyusunan tersebut kami anggap selesai, secara kebetulan kami bertemu dengan editor senior Mukhlis Muma Leon yang menyanggupi mengedit naskah tersebut hingga laik terbit.Begitulah cerita singkatnya sehingga terbitlah buku tersebut diawal tahun 2013.
Selanjutnya, saya katakan bahwa sampai saat ini, aksara Bima belum memiliki font tersendiri untuk bisa ditulis di komputer. Mendengar keluhan saya itu, dengan semangat tinggi, ia menyanggupi akan membuatkan font aksara Bima itu secepatnya. Saya katakan kepadanya, kalau begitu, buku yang saya kirim itu tidak usah dibayar. Anggap saja sebagai imbalan untuk pembuatan font aksara Bima. Membaca tulisan saya itu, ia mengucapkan terima kasih dan berjanji dalam beberapa hari font aksara Bima akan segera dibuat dan dikirim via email saya. Bener, beberapa hari kemudian, ia memberitahukan bahwa font sudah diemail, silakan buka dan koreksi kalau ada yang salah. Ia juga memberitahukan cara menginstal font dan cara menggunakannya dengan tombol mana saja. Setelah diinstal oleh pak Syagif karena saya tidak faham, maka font aksara Bima ini resmi bisa digunakan dengan komputer. Dengan bangga, saya menulis apa saja dengan font aksara Bima dan sekali-sekali saya upload via facebook.

Dia juga menjelaskan kalau dia mempunyai akun aksara Nusantara. Ia meminta saya untuk mengisi akun itu dengan tulisan-tulisan aksara Bima tiap hari sabtu. Saya pikir inilah saatnya untuk mensosialisasikan aksara Bima secara Nasional bahwakan secara Internasional.
Dalam pada itu, saya menerima lagi massage dari seseorang yang mengaku pemerhati aksara nusantara juga yang bernama Ridwan Maulana. Ia juga tertarik mempelajari aksara-aksra Nusantara. Dengan dia, saya banyak bercerita juga mengenai aksara Bima sebagaimana saya bercerita kepada mas Arif Budiarto. Dia pesan satu buku dan saya pun mengirimnya segera. Motifnya sama, yaitu ingin agar aksara Bima ini dikenal oleh masyarakat luas. Dia minta ijin ke saya akan banyak bertanya tentang aksara Bima. Saya katakan silahkan saja, selama saya mengetahuinya, saya akan menjelaskan semuanya.

Di tengah-tengah ngobrol kami via massage itu, ia menawarkan bagaimana kalau aksra Bima ini, dimasukkan dalam omniglot; ensiklopedi system menulis dan bahasa online. Saya katakan apa bisa mas?. Dia jawab bisa. Kita coba aja dulu karena sudah ada aksara nusantara lain yang sudah masuk disitu. Jelasnya. Saya tanya ke dia. Terus tugas saya apa?. Dia minta kepada saya untuk memberikan informasi secara utuh tentang aksara Bima. Maka saya pun mengirimkan file-file yang pernah saya tulis dulu yang berkaitan dengan aksara Bima. Dia juga meminta saya untuk menulis sejarah singkat aksara bima dengan aksara Bima, untuk kelengkapan bahan proposal pengajuan itu, saya penuhi semua apa yang dia minta.
Dan dua hari yang lalu… Enggg I Enggg aksara Bima sudah masuk dalam http://www.omniglot.com/writing/bima.htm. Dengan masuknya aksara Bima disitu, maka aksara Bima sudah bisa diakses oleh orang seluruh dunia. Alhamdulillah, sangat senang karena sudah melestarikan aksara Bima. Mudah2an bermanfaat. 

Terima kasih yang tak terhingga kepada editor senior Mukhlis Muma Leon, para pecinta aksra Nusantara Mas Arif Budiarto dan mas Ridwan Maulana yang telah ikut memasyarakatkan aksara Bima.

Wallahu a’lam
Surabaya, 27 Oktober 2015